oleh admin
Pendopo Joglo Prabowo Subianto: Arsitektur Tradisional yang yang bersaksi saat para Ksatria Nusantara dipanggil
Pada tahun 2010, Prabowo Subianto meminta Redjowo (sebelumnya House Of Java afiliasi Royal java Group) untuk mendirikan sebuah bangunan pendopo Joglo yang cukup besar di atas puncak bukit di Hambalang. Harapan sederhana Bapak Prabowo Subianto adalah untuk meletakkan marwah Dalem Hambalang di dalam sebuah padepokan poro satrio, yang akan berkumpul disambut didalam bangunan pendopo ini.
Lokasi dan Pengembangan
Pendopo ini dibangun di puncak bukit di Hambalang, di atas lahan milik Prabowo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Bangunan Joglo ini menjadi titik awal pengembangan beberapa bangunan tradisional lainnya di area tersebut, menciptakan sebuah kompleks yang kaya akan budaya dan sejarah.
Bangunan ini memiliki luas 22×24 meter persegi dan seluruhnya terbuat dari kayu berjenis Jati, Struktur utama Joglo ini didukung oleh soko guru dengan diameter 4 cm, soko peracik sebesar 30 cm, dan soko penurun (soko terluar) berukuran 25 cm.
Interior bernuansa kayu keemasan
Detail Desain dan Material
Atap: Terbuat dari sirap kayu ulin yang tidak hanya tahan lama tetapi juga memberikan sentuhan estetika yang khas.
Lantai: Dibuat dari papan kayu jati yang menambah kehangatan dan kesan natural pada interior bangunan.
Gebyok: Terdapat dua lapis gebyok di bagian belakang bangunan, yang dibuat secara handmade dengan ukiran kayu yang rumit dan indah.
Partisi Ukir
Kolaborasi dengan Hadiprana
Desain interior pendopo ini ditata dengan kerjasama bersama konsultan interior terkemuka, Hadiprana (Hadiprana). Kolaborasi ini memastikan bahwa interior bangunan tidak hanya nyaman tetapi juga memancarkan kemewahan yang sejalan dengan estetika tradisional Jawa.
Pentingnya Pelestarian Budaya
Proyek ini bukan hanya sekadar membangun sebuah bangunan, tetapi juga merupakan bagian dari upaya pelestarian pendopo sebagai sebuah ruang tamu tradisional khas Jawa. Dengan menggabungkan elemen tradisional dan modern, Pendopo Joglo ini menjadi contoh bagaimana warisan budaya dapat tetap relevan di era modern.